Sunday, September 11, 2011

In Koreanism : Playfull Kill

a story
Har Reon (baca: Harreun) adalah cowok idola di sekolahnya. Dia tampan, pintar, keren, dan sangat berbakat dalam berbagai hal.

Banyak anak2 perempuan yang mengaguminya. Tapi Har Reon, seperti kebanyakan anak cerdas dan beken lainnya, tidak tertarik pada satu pun cewek penggemarnya. Har Reon agak sombong.

Suatu hari, Har Reon membimbing adik2 kelas satu di sekolahnya dalam eskul Bahasa Korea. Saat itu Har Reon sudah kelas 3 dan seharusnya yang membimbing adalah anak2 kelas 2. Tapi dengan alasan untuk memberikan kesan yang kuat bagi adik2 kelas, Har Reon diminta untuk membimbing di hari pertama. Lagipula, Har Reon termasuk yang paling pandai di grup eskul Bahasa Korea.

``Sudah sejauh mana kalian mengetahui tentang Hangeul?`` tanya Har Reon pada adik2 kelasnya yang hampir semuanya anak perempuan.

``Tahu sedikit, Oppa,`` jawab seorang gadis yang duduk di bagian tengah ruangan. Wajahnya memerah menatap Har Reon.

``Hm, namamu Hana ya? Kau sudah sedikit belajar rupanya,`` kata Har Reon santai, tidak terpengaruh sikap menggoda adik kelasnya.

``Iya Reon Oppa. Saranghae? Hehe`` jawab Hana. Wajahnya sekarang merah padam.

``Haha, saya yakin kalian semua belajar kata2 Korea dari drama2 dan lagu Korea yah,`` kata Har Reon sambil menatap seluruh adik kelas di ruangan itu. Semua anak di situ tersenyum malu. Kecuali anak laki2. Ada eskpresi muak di wajahnya.

Tiba2 Hana berdiri dari kursinya. ``Oppa, aku nggak enak badan,`` kata Hana. Matanya yang bulat menjadi agak sayu. Semua orang di ruangan itu memerhatikannya. Har Reon tidak langsung menanggapi.

``Kau, sakit Han? Kau mau istirahat saja?`` tanya Har Reon pada Hana. Hana mengangguk kecil sambil menarik rambutnya yang menutupi telinga ke belakang. Har Reon memandangnya sedikit cemas. Sementara yang lain tampak sama sekali tidak simpatik. Har Reon berjalan menghampiri Hana.

``Ti, tidak apa2 kan, Oppa?`` kata Hana begitu Har Reon berdiri di hadapannya. Har Reon tersenyum kecil. Entah kenapa gadis ini tampak lucu sekali bagi Har Reon.

Har Reon memegang dahi Hana. ``Kau demam, tampaknya`` kata Har Reon. Hana tidak menjawab. Wajahnya benar2 merah padam kali ini, karena demamnya dan rasa malunya. Anak2 gadis lain mulai nampak kesal.

``Siapa teman sekelasnya di sini? Ada kan yang bisa mengantarkan Hana pulang?`` kata Har Reon pada seluruh orang di ruangan. Semuanya menggelengkan kepala.

Hana segera memegang lengan Har Reon. ``Oppa, um, gwenchanayo. Aku akan pulang sendiri saja. Rumahku tidak terlalu jauh kok,`` kata Hana sambil tersenyum pada Har Reon. Har Reon membalas senyum manisnya. Wajah Har Reon yang berubah semakin tampan membuat Hana kembali menundukkan kepala.

``Aku akan mengantarkanmu pulang. Tidak apa-apa,`` kata Har Reon. Suaranya terdengar sangat menenangkan. Hana tersentak. Tapi sebelum dia bicara lebih lanjut, Har Reon menarik lengannya. ``Aku akan mengantarkan teman kalian ini pulang. Aku akan meminta salah satu temanku untuk menggantikanku. Mianhae semuanya,`` kata Har Reon pada seluruh anak. Anak2 perempuan hanya tersenyum kecut tanpa menjawab. Sementara anak laki2 menjawab serentak, ``Baiklaaah kaakk, hhe.``

Har Reon dan Hana berjalan keluar ruangan. Hana memegang erat genggamannya pada tangan Har Reon. Har Reon membalasnya. Dia memandang Hana dan tersenyum.

``Oppa, tidak apa2 nih?`` kata Hana memecah kesunyian yang menyenangkan di antara mereka. ``Tenang saja. Aku pakai sepeda motor. Aku juga ingin tahu di mana rumahmu Han,`` jawab Har Reon tanpa memandang Hana, meskipun Har Reon ingin sekali memandang wajahnya. ``Oppa, tanganmu hangat sekali. Ah, nanti pacar Oppa melihat,`` kata Hana malu2.

``Aku tidak punya pacar Han,`` jawab Har Reon tegas, tangannya semakin erat menggenggam tangan Hana. Tapi tetap tidak berani memandang. ``Be, betulkah Oppa? Pasti belum ada yang menarik buat Oppa yah, hehe`` kata Hana yang semakin menegang karena genggaman Har Reon.

``Hana, hana, kau lucu sekali`` timpal Har Reon sambil tertawa kecil. Kali ini Hana terdiam. Hana mempercepat sedikit langkahnya untuk mendekati Har Reon. Har Reon yang merasakan kedekatan Hana tersenyum. Har Reon merasakan jantungnya berdegup agak kencang. Perasaannya mulai bergejolak.

Har Reon semakin semangat melangkah. Di sekolah sudah tidak ada lagi orang. Har Reon sudah mengirim pesan pada temannya supaya menggantikannya membimbing. Har Reon kembali memutar dari ujung tempat parkir untuk mencari motornya. Mungkin karena perasaannya yang tidak karuan Har Reon kurang memerhatikan di mana motornya.

Tapi, setelah dua kali balikan, Har Reon tetap saja tidak menemukan motornya. Har Reon mulai resah. Dia menghentikan langkahnya. Har Reon merasakan tangan Hana yang semakin hangat. Har Reon semakin khawatir.

``Aku lupa di mana menyimpan motorku, aku tidak bisa menemukannya Han,`` kata Har Reon. Suasana hening. Perasaan Har Reon tersentak. Dia langsung memberanikan diri memandang wajah Hana. ``Han? Kau baik2 saja? Han..``

Hana mendongkakkan wajahnya dan menyeringai. Har Reon merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya. Sesuatu yang tajam telah menembus perutnya. Har Reon roboh. Dia tidak sadarkan diri.

Har Reon mulai sadar. Sayup2 di dengarnya suara seseorang. Dia mulai mengangkat kelopak matanya yang terasa berat. Matanya mulai terbuka. Dia berada di ruangan eskul Bahasa Korea. Temannya sedang berdiri di depan ruangan menerangkan pelajaran Bahasa Korea kepada seluruh adik2 kelas di ruangan itu. Dari kursinya yang paling belakang, dia memandang punggung Hana yang duduk di bagian tengah ruangan. Hana menoleh. Wajahnya menyeringai dan hancur. Anak2 yang lain duduk dengan baju compang camping dan tubuh berdarah-darah, di tengah ruangan yang kotor dan hancur bekas terbakar. Temannya asyik menjelaskan pelajaran Bahasa Korea. Har Reon tidak bisa membuka mulutnya untuk memanggil temannya. Mulutnya dijahit.

``Gomawo, Oppa`` bisik Hana.

No comments:

Post a Comment