BOYS BEFORE DOGZ

go to BBD Part 2

Opening song : Azza (Rhoma Irama)
Cast :
Herman as Alex, Pengeran Kuda Perang
Harun as Kim Sule, Pangeran Kuda Putih
Lutfie as Emo, Pangeran Kuda Hitam
Gue (Leader) as Cha Doek, Pangeran Kuda Lumping
Rianti Catwright as Reisha
Tahukah kalian, semasa pertempuran antara kerajaan Romawi dan Persia pada abad ke-6 di daerah Timur Tengah, jauh ke arah utara dari tempat terjadinya peperangan dan pergolakan di benua eropa dan eurasia, berdirilah sebuah kerajaan kecil yang damai. Di puncak sebuah gunung hijau yang dikelilingi oleh hutan salju, di bawah langit biru yang selalu memancarkan kehangatannya sebelum dan sesudah malam, terdapat sebuah istana yang megah. Di istana itulah, pusat dari kerajaan Anjink Raya. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang yang bijak, yaitu raja Cintaabadi XIII.
Ideologi kerajaan tersebut dilandaskan pada cinta dan perdamaian. Politik yang berjalan di kerajaan tersebut sangat bersih. Perekonomian kerajaan tersebut berkembang pesat karena majunya pertanian dan pertambangan kerajaan, dan masyarakatnya tidak ada yang terperosok ke dalam lubang kemiskinan. Kondisi sosial dan budayanya merupakan kemakmuran dan cermin dari masyarakat madani. Berbagai kesenian berkembang di kerajaan, mulai dari seni lukis, tari samba, tari tango, atau reog ponorogo, semua dilestarikan di Kerajaan Anjink Raya. Dan kerajaan ini pun memiliki pasukan pelindung yang kuat dengan alutsista yang sangat hebat.
Semua cerita tentang kemajuan dan kemakmuran Kerajaan Anjink Raya sebetulnya sudah menjadi hal yang tidak pernah dibicarakan lagi di tengah masyarakatnya. Ada satu hal yang menjadi kebanggaan baru bagi masyarakat Anjink Raya, terutama bagi kalangan anak muda, yaitu keberadaan 4 pangeran tampan, yang dikenal sebagai Prince of Love.
Prince of Love, meski disebut sebagai pangeran, tidak semuanya merupakan anak raja. Anggotanya terdiri dari empat orang. Yang pertama adalah Alex, dijuluki Pangeran Kuda Perang, karena memiliki kuda2 yang sering digunakan dalam simulasi perang. Alex merupakan anak dari raja Cintaabadi XIII. Dia merupakan pemimpin dari POL.
Yang kedua adalah Kim Sule, dijuluki Pangeran Kuda Putih,karena memiliki kuda putih. Kim Sule adalah sepupu Alex, putera dari adiknya raja Cintaabadi XIII. Yang ketiga adalah Emo, dijuluki Pangeran Kuda Hitam karena memiliki kuda hitam. Emo merupakan putera dari bangsawan HIdungbelang, kerabat kerajaan. Dan yang terakhir adalah Cha Doek sang Pangeran Kuda Lumping, dijuluki begitu karena dia memiliki kuda yang suka makan beling. Dia adalah putera dari Pak Jono, pemasok pakaian dalam Kerajaan.
Prince of Love adalah 4 orang pemuda kebanggaan kerajaan & masyarakat Anjink Raya, yang selalu menggunakan baju bertuliskan `Cinta`.
Reisha berdiam diri di depan cermin. Sebagai seorang perempuan berusia 17 tahun, dia merasa penampilannya tidak cukup cantik untuk menarik perhatian anak laki2 seusianya. Tapi itu tidak lantas membuatnya berlama-lama untuk merias diri. Reisha memang bukan gadis pesolek. Dia juga tidak terlalu peduli dengan anak laki2 di sekitarnya, tidak pernah terlintas di pikirannya untuk memiliki seorang kekasih. Di usianya yang masih muda, dia menikmati hidupnya dengan sekolah, bekerja, dan berkumpul bersama teman-temannya.
Setelah merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, Reisha segera mengenakan tasnya dan bergegas pergi ke sekolah. "Ibu, aku berangkat dulu yah," pamit Reisha pada Ibunya.
"Ibumu sudah berangkat Res, sejak tadi," jawab seorang pria.
"Lah, bapak ini siapa toh?" tanya Reisha terkejut.
"Ah! Maaf aku lupa mengenalkan diri," jawab pria itu. Pria itu meneguk segelas kopi di atas meja, kemudian mengambil sepotong biskuit di atas meja dan memakannya.
Reisha terdiam.
Waktu masuk sekolah sebentar lagi tiba. Reisha ingin segera pergi ke sekolah supaya tidak terlambat. Tapi Reisha tidak mungkin meninggalkan seorang pria tidak dikenal di dalam rumahnya. Reisha bingung. Si pria terlihat lebih bingung.
"Tampaknya kau keliatan bingung?" tanya si pria memecah keheningan.
"Ng, nggak apa2 kok!" jawab Reisha setengah terkejut.
"Aku jadi bingung," kata si pria.
"Uuuh, anu, anda belum memperkenalkan diri, saya jadi bingung,"
"Ooh! Iya, iya, maaf yah, sampai membuatmu bingung begitu Reis,"
Si pria mengambil sepotong biskuit lagi di meja, kemudian memakannya.
Reisha terdiam.
"Kampret," gumam Reisha.
"Ah! Anda akhirnya ingat juga, nona Reisha. Betul, saya Kampret, anak buahnya Pak Jono,"
kata si pria menjelaskan.
"Oh, Pak Jono saudagar pemasok pakaian dalam itu yah. Ada apa Pak Kampret kemari? Kalau misalnya ada urusan dengan Ibu, Pak Kampret sendiri yang bilang kalau Ibu sudah pergi kan,"
"Betul Reis, tadi ada hal penting yang kubicarakan dengan Ibumu,"
"Tentang apa?Apa Ibu membuat masalah di tempat kerja Pak Jono?"
"Oh, tidaak, tidaak. Ibumu adalah salah satu penjahit terbaik Pak Jono. Ada urusan pribadi, Reisha gak perlu tahu. Nah, aku pamit pulang dulu ya, Reisha silakan pergi ke sekolah." Pak Kampret pergi. Dia membawa semangkuk biskuit yang ada di meja. "Daaah Reishaaa," teriak Pak Kampret dari kejauhan.
"Kampret," bisik Reisha.
Reisha pun mengunci pintu rumah dan segera berlari ke sekolah.
Sekolah Reisha bukanlah sekolah yang elit. Reisha bersekolah di SMA Cintabentar, sekolah yang menempati peringkat terbawah di kluster rendah. Meski begitu, Reisha tetap semangat dalam belajar. Reisha tidak ingin infrastruktur sekolah yang tidak memadai dan kualitas guru yang tidak cukup baik menghambat cita-citanya untuk menjadi orang yang sukses di kemudian hari.
Reisha tiba ke sekolah tepat waktu. Begitu Reisha memasuki kelas, lonceng sekolah berbunyi. Dengan sedikit terengah-engah, dia segera berjalan menuju mejanya di depan kelas. Reisha menyimpan tasnya di atas meja dan langsung menduduki kursinya. Di sebelahnya, duduk Fika, sahabat Reisha.
Fika sudah bersahabat dengan Reisha sejak kecil. Mereka selalu bermain bersama, belajar bersama, dan sekarang mereka duduk di belakang meja yang sama. Berbeda dengan Reisha, Fika memiliki paras yang sangat cantik. Rambutnya hitam terurai panjang sampai ke bahu, matanya bulat dan lucu, bulu matanya lentik, hidungnya mancung, bibirnya tipis dan seksi, kulitnya putih bersih dan cerah. Sedangkan Reisha terlihat seperti Kutu Buku, dengan kaca mata berbingkai hitam yang selalu dipakainya dan buku pelajaran yang sering dijinjing kemana-mana.
"Reis, tumben datang agak siangan," kata Fika.
"Iya, tadi beres2nya agak lama Fik, kesiangan bangunnya,"
"Wah, kok bisa kesiangan?"
"Iya, soalnya aku belajar sampai larut malam buat persiapan ujian hari ini Fik,"
"Ujian renang sama Pak Joko?"
"Bukanlah. Kamu juga udah siap buat ujian matematika hari ini kan Fik?"
"Ya ampuun Reisha sayang, kamu nyadar gak, kalau aku tampil lebih cantik dari biasanya,"
"Ah, Fik, kamu kan emang tiap hari keliatan cantik,"
"Reis bisa aja niph. Makasiihh,"
"Iya. Jadi apa hubungannya penampilan cantik sama kesiapan ujian?"
"Hm. Kalo seorang cewek tampil lebih cantik dari biasanya, menurut kamu kenapa Reis?"
"Alasan yang paling mungkin sih, buat narik perhatian cowok yang disukai,"
"Yay! Pinter banget kamu Reis!"
"Fik, emangnya kamu suka sama Pak Ojo?"
"Yaelah Reis, masa aku suka sama bapak-bapak yang doyan itung-itungan sampe kepalanya botak kebanyakan ngitung,"
"Hus, ntar kamu gak dilulusin ujian matematika loh,"
"Wah iya bener. Lagian sampe sekarang kok Pak Ojo belum nongol aja, jangan2 ngumpet di luar kelas memata-matai kita. Cek keluar jendela!"
"Haha. Iya, coba cek gih,"
"Gak bakal ada Reis. Pak Ojo kan emang gak bakal datang,"
"Hah?"
"Apaan si, gak usah sok shock gitu deh Reis,"
"Aku bingung,"
"Makanya, sekarang aku kasih tau kamu Reis. Sekarang tuh semua pelajaran DITIADAKAN,"
"Hah?"
"Soalnya hari ini kan sekolah kita bakal kedatangan tamu itu loh Reiss!!"
"Itu apa?"
"PRINCE OF LOVE !!!"
"Hah?"
"Iya, Prince of Love. Empat pangeran negeri kitaa, ya ampuunn,"
"Ngapain mereka ke sini?"
"Ih, Reis, responnya datar banget sih. Kamu gak akan nyiapin diri? Acak-acakan banget penampilan kamu Reis,"
"Hufth, tau begini aku gak akan sampai begadang kemarin malem,"
"Yee, salah sendiri gak dengerin pengumuman kemarin di sekolah, kamu main ngeloyor aja sih,"
"Aku sibuk di rumah Fik, harus bantu Ibu jualan, jadi aku harus cepet pulang. Yah, otomatis aku juga gak pernah nyari2 info tentang kesibukan tuh 4 pangeran,"
"Yee, justru kalo emang dagang, harusnya dapet banyak info dari pembeli. Kan pasti ngobrol2 gituh,"
"Ya gak tau deh. Pokoknya aku gak tertarik sama tuh Prince of Love!"
"Mmm, Jaim ni yee. Gak usah malu, aku yang cantik aja suka kok,"
"Apaan sih,"
"Wah, jangan2 kamu udah punya pangeran sendiri yah?! Pangeran yang selalu tersimpan di hati kamu. Yah kan, bener kan? Cieee, setia ya,"
"Itu masih belum waktunya Fik. Aku kan masih muda, belum kepikiran buat punya kekasih."
"Nah, kalau gitu inilah kesempatannya. Jadikan satu dari Prince of Love pangeran kamu di masa depan, hebat tuh,"
"Aku gak mau jadi orang istana."
"Ceah, kayak yang bakal diterima aja sama Prince of Love,"
"Kamu yang ngasih harapan kan! Udah ah, kalau emang gak ada pelajaran, aku mau pulang aja,"
"Reis! Jangan dong! Setidaknya temenin sahabatmu ini,"
"Hhh, kamu suka banget sama empat cowok itu yah,"
"Betul sekali! Jangan pulang yaah, lagipula ngapain juga pulang ke rumah jam segini, gak ada kerjaan. Oke, oke?!"
"Iya, iya Fika sayaang. Berisik banget sih."
"Yey, gitu dong. Sini, aku cium,"
"Apaan sih Fik. Kapan idola kamu tuh dateng?"
"Hmm, sebentar lagi mungkin. Aku gak tahu pasti, cuma sekolah pasti udah siap nyambut mereka kapanpun, karena emang sekolah udah ditata sebaik mungkin,"
"Bener ya Fik. Aku baru nyadar, gak biasanya sekolah kita sebersih ini,"
"Betul, betul. Untuk sekolah dengan peringkat rendah, segini udah betul-betul bersih,"
"Nah, terus ngapain juga empat pangeran yang terkenal itu berkunjung ke sekolah yang berada di level terendah?"
"Buat pemantauan gitu Reis. Sekalian akreditasi mungkin,"
"Apa yang mau diakreditasi? Semua fasilitas yang ada di sekolah kita aja tingkat rendah,"
"Hus, jangan ngomong gitu Reis. Meskipun kualitas infrastruktur sekolah kita jelek, tapi kualitas murid-muridnya cukup oke kan,"
"Apa iya? Kita kan gak pernah juara apapun,"
"Sebentar lagi bakal juara,"
"Kapan?"
"Kamu kan bakal ikut olimpiade Matematika. Masa gak optimis sih. Kamu tuh calon juara Reis,"
"Ah, semua pesertanya kan calon juara,"
"Idih. Semangat kamu jelek, gak usah ikutan aja deh,"
"Hehe, bercanda. Aku pasti bakal ngasih yang terbaik buat sekolah kita,"
"Nah, gitu dong. Ntar kalau udah jadi juara, nama kamu bakal bakal disebut-sebut, kamu jadi terkenal dan diundang ke istana. Kamu ntar bisa kenalan deh sama Prince of Love. Asyiiik tuh,"
"Aku gak mengidolakan mereka Fik. Cukup. Kita gak usah ngebahas Prince of Love dulu. Klau nggak ntar aku pulang."
"Iih, segitunya. Iya deh iya. Hihi, lucu banget kalau kamu lagi marah,"
"Makasih!"
To be continued....
Cast :
Herman as Alex, Pengeran Kuda Perang
Harun as Kim Sule, Pangeran Kuda Putih
Lutfie as Emo, Pangeran Kuda Hitam
Gue (Leader) as Cha Doek, Pangeran Kuda Lumping
Rianti Catwright as Reisha
Tahukah kalian, semasa pertempuran antara kerajaan Romawi dan Persia pada abad ke-6 di daerah Timur Tengah, jauh ke arah utara dari tempat terjadinya peperangan dan pergolakan di benua eropa dan eurasia, berdirilah sebuah kerajaan kecil yang damai. Di puncak sebuah gunung hijau yang dikelilingi oleh hutan salju, di bawah langit biru yang selalu memancarkan kehangatannya sebelum dan sesudah malam, terdapat sebuah istana yang megah. Di istana itulah, pusat dari kerajaan Anjink Raya. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang yang bijak, yaitu raja Cintaabadi XIII.
Ideologi kerajaan tersebut dilandaskan pada cinta dan perdamaian. Politik yang berjalan di kerajaan tersebut sangat bersih. Perekonomian kerajaan tersebut berkembang pesat karena majunya pertanian dan pertambangan kerajaan, dan masyarakatnya tidak ada yang terperosok ke dalam lubang kemiskinan. Kondisi sosial dan budayanya merupakan kemakmuran dan cermin dari masyarakat madani. Berbagai kesenian berkembang di kerajaan, mulai dari seni lukis, tari samba, tari tango, atau reog ponorogo, semua dilestarikan di Kerajaan Anjink Raya. Dan kerajaan ini pun memiliki pasukan pelindung yang kuat dengan alutsista yang sangat hebat.
Semua cerita tentang kemajuan dan kemakmuran Kerajaan Anjink Raya sebetulnya sudah menjadi hal yang tidak pernah dibicarakan lagi di tengah masyarakatnya. Ada satu hal yang menjadi kebanggaan baru bagi masyarakat Anjink Raya, terutama bagi kalangan anak muda, yaitu keberadaan 4 pangeran tampan, yang dikenal sebagai Prince of Love.
Prince of Love, meski disebut sebagai pangeran, tidak semuanya merupakan anak raja. Anggotanya terdiri dari empat orang. Yang pertama adalah Alex, dijuluki Pangeran Kuda Perang, karena memiliki kuda2 yang sering digunakan dalam simulasi perang. Alex merupakan anak dari raja Cintaabadi XIII. Dia merupakan pemimpin dari POL.
Yang kedua adalah Kim Sule, dijuluki Pangeran Kuda Putih,karena memiliki kuda putih. Kim Sule adalah sepupu Alex, putera dari adiknya raja Cintaabadi XIII. Yang ketiga adalah Emo, dijuluki Pangeran Kuda Hitam karena memiliki kuda hitam. Emo merupakan putera dari bangsawan HIdungbelang, kerabat kerajaan. Dan yang terakhir adalah Cha Doek sang Pangeran Kuda Lumping, dijuluki begitu karena dia memiliki kuda yang suka makan beling. Dia adalah putera dari Pak Jono, pemasok pakaian dalam Kerajaan.
Prince of Love adalah 4 orang pemuda kebanggaan kerajaan & masyarakat Anjink Raya, yang selalu menggunakan baju bertuliskan `Cinta`.
Reisha berdiam diri di depan cermin. Sebagai seorang perempuan berusia 17 tahun, dia merasa penampilannya tidak cukup cantik untuk menarik perhatian anak laki2 seusianya. Tapi itu tidak lantas membuatnya berlama-lama untuk merias diri. Reisha memang bukan gadis pesolek. Dia juga tidak terlalu peduli dengan anak laki2 di sekitarnya, tidak pernah terlintas di pikirannya untuk memiliki seorang kekasih. Di usianya yang masih muda, dia menikmati hidupnya dengan sekolah, bekerja, dan berkumpul bersama teman-temannya.
Setelah merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, Reisha segera mengenakan tasnya dan bergegas pergi ke sekolah. "Ibu, aku berangkat dulu yah," pamit Reisha pada Ibunya.
"Ibumu sudah berangkat Res, sejak tadi," jawab seorang pria.
"Lah, bapak ini siapa toh?" tanya Reisha terkejut.
"Ah! Maaf aku lupa mengenalkan diri," jawab pria itu. Pria itu meneguk segelas kopi di atas meja, kemudian mengambil sepotong biskuit di atas meja dan memakannya.
Reisha terdiam.
Waktu masuk sekolah sebentar lagi tiba. Reisha ingin segera pergi ke sekolah supaya tidak terlambat. Tapi Reisha tidak mungkin meninggalkan seorang pria tidak dikenal di dalam rumahnya. Reisha bingung. Si pria terlihat lebih bingung.
"Tampaknya kau keliatan bingung?" tanya si pria memecah keheningan.
"Ng, nggak apa2 kok!" jawab Reisha setengah terkejut.
"Aku jadi bingung," kata si pria.
"Uuuh, anu, anda belum memperkenalkan diri, saya jadi bingung,"
"Ooh! Iya, iya, maaf yah, sampai membuatmu bingung begitu Reis,"
Si pria mengambil sepotong biskuit lagi di meja, kemudian memakannya.
Reisha terdiam.
"Kampret," gumam Reisha.
"Ah! Anda akhirnya ingat juga, nona Reisha. Betul, saya Kampret, anak buahnya Pak Jono,"
kata si pria menjelaskan.
"Oh, Pak Jono saudagar pemasok pakaian dalam itu yah. Ada apa Pak Kampret kemari? Kalau misalnya ada urusan dengan Ibu, Pak Kampret sendiri yang bilang kalau Ibu sudah pergi kan,"
"Betul Reis, tadi ada hal penting yang kubicarakan dengan Ibumu,"
"Tentang apa?Apa Ibu membuat masalah di tempat kerja Pak Jono?"
"Oh, tidaak, tidaak. Ibumu adalah salah satu penjahit terbaik Pak Jono. Ada urusan pribadi, Reisha gak perlu tahu. Nah, aku pamit pulang dulu ya, Reisha silakan pergi ke sekolah." Pak Kampret pergi. Dia membawa semangkuk biskuit yang ada di meja. "Daaah Reishaaa," teriak Pak Kampret dari kejauhan.
"Kampret," bisik Reisha.
Reisha pun mengunci pintu rumah dan segera berlari ke sekolah.
Sekolah Reisha bukanlah sekolah yang elit. Reisha bersekolah di SMA Cintabentar, sekolah yang menempati peringkat terbawah di kluster rendah. Meski begitu, Reisha tetap semangat dalam belajar. Reisha tidak ingin infrastruktur sekolah yang tidak memadai dan kualitas guru yang tidak cukup baik menghambat cita-citanya untuk menjadi orang yang sukses di kemudian hari.
Reisha tiba ke sekolah tepat waktu. Begitu Reisha memasuki kelas, lonceng sekolah berbunyi. Dengan sedikit terengah-engah, dia segera berjalan menuju mejanya di depan kelas. Reisha menyimpan tasnya di atas meja dan langsung menduduki kursinya. Di sebelahnya, duduk Fika, sahabat Reisha.
Fika sudah bersahabat dengan Reisha sejak kecil. Mereka selalu bermain bersama, belajar bersama, dan sekarang mereka duduk di belakang meja yang sama. Berbeda dengan Reisha, Fika memiliki paras yang sangat cantik. Rambutnya hitam terurai panjang sampai ke bahu, matanya bulat dan lucu, bulu matanya lentik, hidungnya mancung, bibirnya tipis dan seksi, kulitnya putih bersih dan cerah. Sedangkan Reisha terlihat seperti Kutu Buku, dengan kaca mata berbingkai hitam yang selalu dipakainya dan buku pelajaran yang sering dijinjing kemana-mana.
"Reis, tumben datang agak siangan," kata Fika.
"Iya, tadi beres2nya agak lama Fik, kesiangan bangunnya,"
"Wah, kok bisa kesiangan?"
"Iya, soalnya aku belajar sampai larut malam buat persiapan ujian hari ini Fik,"
"Ujian renang sama Pak Joko?"
"Bukanlah. Kamu juga udah siap buat ujian matematika hari ini kan Fik?"
"Ya ampuun Reisha sayang, kamu nyadar gak, kalau aku tampil lebih cantik dari biasanya,"
"Ah, Fik, kamu kan emang tiap hari keliatan cantik,"
"Reis bisa aja niph. Makasiihh,"
"Iya. Jadi apa hubungannya penampilan cantik sama kesiapan ujian?"
"Hm. Kalo seorang cewek tampil lebih cantik dari biasanya, menurut kamu kenapa Reis?"
"Alasan yang paling mungkin sih, buat narik perhatian cowok yang disukai,"
"Yay! Pinter banget kamu Reis!"
"Fik, emangnya kamu suka sama Pak Ojo?"
"Yaelah Reis, masa aku suka sama bapak-bapak yang doyan itung-itungan sampe kepalanya botak kebanyakan ngitung,"
"Hus, ntar kamu gak dilulusin ujian matematika loh,"
"Wah iya bener. Lagian sampe sekarang kok Pak Ojo belum nongol aja, jangan2 ngumpet di luar kelas memata-matai kita. Cek keluar jendela!"
"Haha. Iya, coba cek gih,"
"Gak bakal ada Reis. Pak Ojo kan emang gak bakal datang,"
"Hah?"
"Apaan si, gak usah sok shock gitu deh Reis,"
"Aku bingung,"
"Makanya, sekarang aku kasih tau kamu Reis. Sekarang tuh semua pelajaran DITIADAKAN,"
"Hah?"
"Soalnya hari ini kan sekolah kita bakal kedatangan tamu itu loh Reiss!!"
"Itu apa?"
"PRINCE OF LOVE !!!"
"Hah?"
"Iya, Prince of Love. Empat pangeran negeri kitaa, ya ampuunn,"
"Ngapain mereka ke sini?"
"Ih, Reis, responnya datar banget sih. Kamu gak akan nyiapin diri? Acak-acakan banget penampilan kamu Reis,"
"Hufth, tau begini aku gak akan sampai begadang kemarin malem,"
"Yee, salah sendiri gak dengerin pengumuman kemarin di sekolah, kamu main ngeloyor aja sih,"
"Aku sibuk di rumah Fik, harus bantu Ibu jualan, jadi aku harus cepet pulang. Yah, otomatis aku juga gak pernah nyari2 info tentang kesibukan tuh 4 pangeran,"
"Yee, justru kalo emang dagang, harusnya dapet banyak info dari pembeli. Kan pasti ngobrol2 gituh,"
"Ya gak tau deh. Pokoknya aku gak tertarik sama tuh Prince of Love!"
"Mmm, Jaim ni yee. Gak usah malu, aku yang cantik aja suka kok,"
"Apaan sih,"
"Wah, jangan2 kamu udah punya pangeran sendiri yah?! Pangeran yang selalu tersimpan di hati kamu. Yah kan, bener kan? Cieee, setia ya,"
"Itu masih belum waktunya Fik. Aku kan masih muda, belum kepikiran buat punya kekasih."
"Nah, kalau gitu inilah kesempatannya. Jadikan satu dari Prince of Love pangeran kamu di masa depan, hebat tuh,"
"Aku gak mau jadi orang istana."
"Ceah, kayak yang bakal diterima aja sama Prince of Love,"
"Kamu yang ngasih harapan kan! Udah ah, kalau emang gak ada pelajaran, aku mau pulang aja,"
"Reis! Jangan dong! Setidaknya temenin sahabatmu ini,"
"Hhh, kamu suka banget sama empat cowok itu yah,"
"Betul sekali! Jangan pulang yaah, lagipula ngapain juga pulang ke rumah jam segini, gak ada kerjaan. Oke, oke?!"
"Iya, iya Fika sayaang. Berisik banget sih."
"Yey, gitu dong. Sini, aku cium,"
"Apaan sih Fik. Kapan idola kamu tuh dateng?"
"Hmm, sebentar lagi mungkin. Aku gak tahu pasti, cuma sekolah pasti udah siap nyambut mereka kapanpun, karena emang sekolah udah ditata sebaik mungkin,"
"Bener ya Fik. Aku baru nyadar, gak biasanya sekolah kita sebersih ini,"
"Betul, betul. Untuk sekolah dengan peringkat rendah, segini udah betul-betul bersih,"
"Nah, terus ngapain juga empat pangeran yang terkenal itu berkunjung ke sekolah yang berada di level terendah?"
"Buat pemantauan gitu Reis. Sekalian akreditasi mungkin,"
"Apa yang mau diakreditasi? Semua fasilitas yang ada di sekolah kita aja tingkat rendah,"
"Hus, jangan ngomong gitu Reis. Meskipun kualitas infrastruktur sekolah kita jelek, tapi kualitas murid-muridnya cukup oke kan,"
"Apa iya? Kita kan gak pernah juara apapun,"
"Sebentar lagi bakal juara,"
"Kapan?"
"Kamu kan bakal ikut olimpiade Matematika. Masa gak optimis sih. Kamu tuh calon juara Reis,"
"Ah, semua pesertanya kan calon juara,"
"Idih. Semangat kamu jelek, gak usah ikutan aja deh,"
"Hehe, bercanda. Aku pasti bakal ngasih yang terbaik buat sekolah kita,"
"Nah, gitu dong. Ntar kalau udah jadi juara, nama kamu bakal bakal disebut-sebut, kamu jadi terkenal dan diundang ke istana. Kamu ntar bisa kenalan deh sama Prince of Love. Asyiiik tuh,"
"Aku gak mengidolakan mereka Fik. Cukup. Kita gak usah ngebahas Prince of Love dulu. Klau nggak ntar aku pulang."
"Iih, segitunya. Iya deh iya. Hihi, lucu banget kalau kamu lagi marah,"
"Makasih!"
To be continued....
go to BBD Part 2
No comments:
Post a Comment