
Setelah membeli majalah, gadis itu pergi menuju tempat penjualan kaset DVD. Gadis itu menghampiri satu tempat penjualan DVD di antara jejeran jongko penjualan DVD. Berdiri cukup lama, gadis itu menentukan pilihannya. Dia membeli beberapa keping DVD dengan judul yang sama, tapi dengan nomor seri yang berurutan. Di cover DVD-nya tertulis, “ new korean drama : Marry Stayed Out All Night, starring by Jang Geun Suk”.
Yup, fenomena serupa terjadi pada banyak kalangan remaja di Indonesia saat ini. Inilah saat “Demam Korea” melanda Indonesia.
Gak bisa dipungkiri, dunia hiburan negeri Ginseng emang udah ikut mendominasi ranah hiburan masyarakat Indonesia. Melalui media elektronik maupun media cetak, pengaruh Korea masuk ke Indonesia dalam berbagai bidang hiburan ( perfilman, musik, fashion ), dan juga bahasa.
Kalo melihat ke belakang, hal ini berawal dari penayangan film-film seri asia di televisi-televisi swasta. Sebenernya hal ini udah berlangsung cukup lama. Sekitar tahun 2003-2004, film-film seri asia, baik dari Korea maupun Taiwan, udah rutin ditayangkan.
Sebagai contoh, pasti banyak yang ingat gimana film Meteor Garden booming di Indonesia. Dari situ masyarakat pun mengenal dan banyak yang mengidolakan artis-artisnya.
Nah, demikian juga dengan demam Korea, meningkatnya animo masyarakat terhadap hiburan Korea berawal dari film seri Boys Over Flower ( Boys Before Flower ) yang ditayangkan di salah satu televisi swasta. Dibantu dengan media cetak yang membahas lebih lanjut tentang perfilman Korea, masyarakat jadi mengenal baik film-film seri Korea yang lagi beken. Tentu aja dengan memanfaatkan penampilan aktor dan artis Korea yang ganteng dan cantik, masyarakat Indonesia semakin dibuat tertarik dan menyukai hal-hal yang berbau “artis korea”. Mulailah kesukaan masyarakat Indonesia, terutama remaja, terhadap dunia hiburan Korea ( film, musik, fashion ).
Dilihat dari pengaruhnya, hal ini bisa ngasih dampak yang cukup positif bagi masyarakat ataupun dunia hiburan Indonesia sendiri.
Secara keseluruhan, masuknya hiburan Korea ke dalam negeri bisa memberikan warna lebih bagi dunia hiburan Indonesia. Dengan gaya baru yang disodorkan, masyarakat menjadi gak jenuh dan lebih terhibur. Misalnya aja buat perfilman, masyarakat udah banyak yang jenuh dengan sinetron-sinetron yang ditayangkan di Indonesia. Dengan konsep cerita yang banyak banget mendapat kritikan karena cuman ngejar rating, dan kualitas film yang terkesan “seadanya”, masyarakat udah sepantasnya beralih ke sesuatu yang jauh lebih menyegarkan. Sesuatu yang baru dan lebih berkualitas.
Untuk dunia hiburannya sendiri, saat ini udah banyak penggunaan gaya dan konsep yang sama dengan Korea, baik untuk perfilman maupun musik. Contohnya aja, yang lagi digandrungi remaja-remaja cewek, SM*SH. Itu Boyband asal Bandung yang gayanya Korea-an banget. Nah, emang di korea sendiri hampir semua penyanyi beken berasal dari Grup (boyband & girlband), dan solo. Hal ini bisa berarti pembelajaran gimana menarik perhatian masyarakat di dunia hiburan, sekaligus ikut memberi warna dan gaya baru. Tapi di sisi lain, hal itu jelas bisa mematikan inovasi dunia hiburan Indonesia. Yah, udah banyak yang tahu kalo Indonesia itu lebih dari sekedar terinspirasi terhadap sesuatu yang sedang beken.
Indonesia itu, peniru yang lihai.
Terlepas dari itu semua,“Demam Korea” di Indonesia saat ini udah hampir gak terbendung lagi. Bahkan, bahasa Korea pun semakin diminati untuk dipelajari, di samping bahasa Jepang yang emang udah banyak dipelajari. Nah. Film-film korea bermunculan di TV, lagu Korea mulai beredar banyak baik di internet, di TV,ato dalam bentuk CD,dan majalah-majalah bintang Korea bermunculan. Remaja-remaja, baik cowok maupun cewek, udah banyak mengidolakan artis-artis dari Korea.
Nah, gimana dengan kamu?
No comments:
Post a Comment