Review episode sebelumnya: Hamjah akhirnya berhasil sampai di Bogor dan bertemu dengan Bibinya yaitu Bi Dian, yang berupakan adik kandung dari ayah kandungnya Hamjah. Namun sesampainya di rumah Bibinya Hamjah melihat seonggok tubuh gadis yang tergeletak di dalam rumah dekat pintu dan tubuh gadis itu juga dililit oleh selimut dengan motif bunga anggrek berwarna ungu.
“ AH APAAAAAA INIIIIIII!!!!!, BI ADA MAYAT DI SINI BIII!!!!” teriak Hamjah dengan kaget dan terkejut.
“Oh itu, biarin ja itumah, bukan apa apa da.” Jawab Bi Dian dengan Tenang lalu kembali ke dalam
“Apanya yang bukan apa2, ini mah apa2”
Dengan rasa penasaran hamjah pun memberanikan diri untuk memegang bagian kaki dari tubuh gadis itu, tiba2 saja kakinya bergerak, hamjah pun semakin kaget.
“BI MAYATNYA BERGERAK… ZOMBIEEEE!!!!” teriak hamjah dengan kencang sambil badannya bergetar seperti getaran Hp di meja.
Karena mendengar teriakan Hamjah tersebut, Bi Dian pun menghampiri Hamjah kembali dengan membawa panci penggorengan.
“Mana Zombienya jah??”
“ini Bi Zombienya, mayatnya bergerak2, sebenarnya ini mayat siapa sih Bi?? Apa bibi seorang pikopat?” Tanya hamjah kepada bibinya dengan takut dan gemetaran.
“Oh ini lagi to rupanya, kan tadi bibi sudah bilang ini bukan apa2 da, tenang ja jah, ini bukan Zombie ataupun mayat”
“Terus apa donk kalau bukan keduanya, lalu sebenarnya ini apa atuh?” dengan memotong perkataan bibinya dan masih dengan bergetar juga
“tenang jah tenang, ini sebenarnya adalah anak perempuan bibi, namanya Lies”
“kenapa anak bibi bisa ada di sini, di bungkus dengan selimut lagi, apakah bibi telah melakukan kekerasan didalam rumah tangga?? Tak kuduga tak ku kira ternyata bibi sekejam itu kepada anak sendiri”
“bukan .. bukan begitu jah, bibi akan ceritakan yang sebenarnya, tapi janji dulu kamu gak kan ceritakan hal ini pada Lies ya, ini rahasia kita berdua”
“OK. Saya janji saya akan rahasiakan ini pada Lies, tapi bibi juga harus janji jangan siksa saya, saya mohon, please” jawab hamjah dengan ketakutan karena dia mengira bibi Dian adalah ibu yang kejam yang suka KDRT.
“Begini sebenarnya Lies dari sejak kemarin Lies menunggu kedatanganmu jah, sampai dia tidur menggunakan selimut di depan pintu, padahal bibi sudah bilang ke dia klw kamu datangnya besok sore”
“terrus kenapa dia dibungkus selimut begitu Bi?”
“kalau itu mungkin dia malu ketemu ma kamu sehingga dia menutupi dirinya ma selimut”
“terus kenapa diikat ma tali bi, ga mungkin kan Lies yang mengikat dirinya sendiri”
“bibi juga gak tau gimana caranya dia bisa mengikat dirinya sendiri seperti itu"
“terus kenapa dia hanya diam saja dan tidak bergerak bi”
“mungkin dia ketiduran jah, karena sejak bibi mau menjemput kamu, dia mulai menutupi dirinya”
“Aneh bin ajaib, Kok bias begitu? Apa Lies bias sulap Bi?”
“Mungkin itu bakat dari ayahnya mungkin, kamu ingatkan ayahnya Lies”
“Ga sama sekali Bi, waktu kecilkan saya kan kena amnesia bi”
“aduh maaf bibi lupa jah, maaf jah maaf, sebaiknya kamu jgn mengingat masa lalu jah, bibi takut kepala kmu jadi sakit”
“iya bi terima kasih, saya juga minta maaf bi karena saya lupa sama bibi. Paman dan Lies”
“Bibi yang salah da. Ayo bibi antar ke kamar kamu, supaya kamu bias istirahat, kamu pasti cape kan jah, nanti Lies biar bibi ja yg bangunin”
“iya bi”
Sebelumnya pengarang yang pengangguran inia kan menceritakan bahwa hamjah terkena amnesia ketika umur 10 tahun sehingga dia lupa akan masa lalunya. Hamjah terkena amnesia karena benturan hebat di kepalanya dan dia koma selama 3 hari.
Setiap kali hamjah mengingat masa lalunya kepala langsung pusing seperti ditusuk oleh paku, sehingga semua anggota keluarga hamjah tidak boleh mengingatkan hamjah akan masa lalunya.
“ini dia kamar kamu jah, maaf blum di bereskan, soal’y barang2 kmu dating pas kemarin malam”
“gak apa2 biar nanti saya yg bereskan”
“makasih jah, bibi pergi dulu ya, bibi mau ngebangunin Lies”
“iya bi”
Hamjah yang kelalahan dan terkaget-kaget tadi pun mulai berbaring di ranjang yang tak berkasur yang da di kamarnya yg sekarang yg ada di rumah bibinya.
“benar2 belum di berekan sama sekali ini mah, beres2nya nanti malam ja ah, sakrang tidur dulu sebentar”
Hamjah pun ulai tertidur tanpa dinyanyikan lagu nina bobo ataupun menghitung domba, itu karena hamjah mulai kelelahan tentunya.
Waktupun beralu, sekarang sudah jam 6 sore lagi, hamjah terbangun oleh adzan maghrib. Dia pun bangun dari ranjang lalu pergi ke kamar mandi, kebetulan dikamarnya ada kamar mandi. Dia tidak mengganti bajunya, karena bajunya ada di dalam kardus barang, lalu hamjah mengeluarkan sejadah dari dalam tasnya, lalu dia pun mulai untuk solat maghrib dan menjamak solat ashar.
Hamjah adalah seorang yang taat agama, berbakti kepada orang tua, baik hati, suka menolong dan rajin menabung.
Tidak lama kemudian ketika hamjah sedang membereskan barang2nya, tiba2 saja ada yang mengetuk pintu kamarnya, tidak lain tidak bukan itu adalah Bi Dian.
“jah, ini bibi”
Lalu hamjah pun membuka pintu
“ya bi, ada apa?”
“oh kamu lgi ngeberesin barang2, dah dulu jah, ayo makan dulu di bawah”
“iya bi”
Hamjah dan Bi Dian pun lalu pergi ke ruang makan di lantai 1, lalu merekapun duduk di kursi meja makan.
seketika hamjah pun terdiam, dia terdiam bukan karena makanan yang didepannya enak2 ataupun karena sakit perut, tapi karena dia melihat Lies yg berada di sampingnya masih dibungkus oleh selimut

“kenapa Jah diam aja, apa makanan bibi kelihatannya tidak enak?” Tanya bi Dian yang heran kenapa Hamjah terdiam
“bukan bi bukan masalah makanan bi, klw masalah makanan, saya gak pilih2. Asal jangan makanan haram ataupun basi”
“kalau begitu ayo atuh cepet makan jah, nanti keburu dingin”

“apa bibi belum sadar juga, kenapa Lies masih dibungkus selimut? Kenapa bibi belum juga membuka selimutnya itu” Tanya hamjah dengan sedikit agak marah
“udah bibi lepas kok pas Lies masih tidur”
“tapi kenapa Lies masih pke selimut itu bi?”
“mungkin waktu Lies bangun, dia pakai lagi itu selimut jah”

“bi, apa Lies ini orangnya pemalu, atau mungkin waktu kecil saya punya salah ke dia sampai2 dia mau melihat muka saya?”
“kalau kamu mau tahu jawabannya, Tanya sendiri atuh ke Lies”
“dan juga saya bingung by, kenapa Lies hanya diam saja dari tadi, dia tidak bergerak sekalipun?”
“itu juga sama kalau mau tahu ari sendiri jawabannya”
“bibi selalu bikin saya penasaran terus, apa bibi ini sedang menjahili saya?
“iya, bibi lagi menjahili kamu, soalnya bibi sudah lama gak menjahili keponakan bibi yang ganteng ini”

“makasih bi atas pujiannya, saya jadi penasaran apakah Lies masih tetap diam kalau saya mengintip roknya”
“coba aja jah, mungkin saja Lies bisa bergerak karena malu, hihiihihi”
“baiklah kalau begitu akan saya intip rok kamu kamu Lies” teriak hamjah agar Lies bisa mendengarnya

Dengan memberanikan dirinya, hamjah pun mulai mengintip, lalu akhirnya Liespun merespon, mungkin dia malu karena hamjah akan mengintip roknya.

Lies pun bergerak seperti cacing yang menggeliat di jalan aspal yang panas oleh terik matahari Hamjahpun kaget, karena Lies bergerak secara tiba2 dan gerakannya itu pun aneh dilihat, namun Hamjah pun masih merasa bingung karena, kenapa Lies tidak berteriak sama sekali, dia tidak berteriak seperti gadis biasanya, yang kalau di intip pasti berterik “AAKKKKKHHHHH MEEESUUUUM”
“Bi, kenapa Lies tidak merespon sama sekali, apa dia itu tidak bisa bicara”
“gak jah, Lies bisa ngomong kok”
“baiklah kalau begitu Bi, sebelum saya melakukan tindakan selanjutnya yang lebih kasar saya minta maaf dulu kepada Bibi dan kamu Lies”
Karena saking penasarannya akhirnya hamjah pun berbuat nekat, dia berpikiran untuk menjungkirkan Lies dari kursi. Hamjah pun lalu memgang kaki Lies yang putih dan halus selembut sutra dari india itu, meskipun Lies terus berusaha untuk melepaskan tangan Hamjah namun tidak bisa lepas, karena Hamjah memegang kaki Lies dengan sekuat tenaga

Dengan kasar dan sekuat tenaga hamjah pun mulai menjungkirkan Lie dari kursinya, lalu akhirnya Lies pun terjatuh dengan posisi seperti gambar di bawah ini. Tubuhnya terjengkang dengan kedua kaki tersangkat ke atas dan roknya terbuka.

Karena Lies terjatuh Hamjah kira Lies akan berteriak AAAW atau semacamnya, tapi ternyata dia tetap tidak berucap satu katapun. Inipun membuat Hamjah semakin curiga kenapa Lies begitu keras kepala, kenapa Lies tidak mau berbicara kepada Hamjah, dan Hamjah pun berpikir, kesalahan apa yang telah dia perbuat sewaktu dia kecil sehingga Lies menjadi seperti itu.
Namun sewaktu Hamjah berpikir seperti itu, seperti para pemuda normal yang sehat Hamjah pun ingin melihat celana dalam Lies. Dia ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan ini, karena dia selama hidupnya belum pernah melihat hal tersebut.